Bangsa indonesia memiliki banyak
sekali kebudayaan atau kebiasaan yang bagus untuk bangsa indonesia maupun
budaya yang tidak bagus bahkan bisa membuat bangsa ini terlihat buruk di mata
bangsa lain. Maka saya akan memberi sedikit informasi apa saja sih budaya
indonesia yang kira-kira dapat membangun bangsa indonesai dan budaya yang dapat
menghancurkan bangsa indonesia. Dan kali ini saya akan share tentang apa saja
kebudayaan yang baik dan baruk bangsa indonesia dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Inilah kebuadayaan yang mengahambat bangsa indonesia
1.
Korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Pertama kita patut bersyukur dengan dibentuknya KPK. Kita mulai bisa melihat dan merasakan adanya upaya serius dalam membongkar kasus-kasus korupsi, kolusi yang selama ini terus ditutup-tutupi dan menghukum para pelakunya yang umumnya adalah para pejabat pemerintah. Berbuat korupsi sama juga dengan membunuh bangsa. Negara manapun tidak akan pernah sejahtera jika pejabat2nya telah terbiasa melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme. Pejabat2 korup di suatu negara bisa diibaratkan seperti tumor ganas dalam tubuh manusia, kalau tumor itu tidak dibuang maka selamanya hidup manusia itu akan terus meradang dan kesakitan.
2. Mengenyampingkan Peran Pemuda
Para pemimpin di antara kita sering kurang melibatkan generasi muda dalam membangun negeri. Mereka dianggap hanya perlu menerima saja hasil pembangunan tanpa diminta aspirasinya. Akibatnya mereka cenderung pasif menanggapi arus pembangunan dan sering kali bertindak oposisi karena mereka tidak merasa ikut memiliki pembangunan ini. Mereka hidup dengan pemikiran bahwa inilah kehidupan mereka, yang mereka lakukan adalah apa yang mereka suka, persetan dengan orang lain, karena di benak mereka orang lain pun juga tidak peduli dengan dirinya.
Padahal sejatinya para generasi muda adalah calon-calon penerus pembangunan, merekalah yang akan menentukan kelanjutan pembangunan negara ini. Jadi peran mereka sungguh penting, baik di masa kini, terlebih di kemudian hari. Solusi yang bisa dilakukanoleh pemerintah salah satunya adalah dengan menggiatkan menteri-menterinya yang banyak berhubungan dengan anak muda terkhusus Menpora. Harus dibuatkan regulasi-regulasi secara jelas yang mendukung mereka untuk tetap bebas menyampaikan aspirasinya dengan tetap memperhatikan aturan yang ada serta diberi kesempatan lebih banyak berbuat untuk negeri ini.
3.
Konsumtif
Sadar atau tidak, mayoritas bangsa kita cenderung bersifat konsumtif, alih-alih berpikir menjual sesuatu untuk menghasilkan pendapatan. Bahkan sejak belajar membaca kita sudah dijejali bacaan yang menurut saya negatif, contoh yang paling sering jadi kalimat dalam pelajaran SD adalah; “Ibu ke pasar membeli buah-buahan…”. Mengapa kalimatnya harus seperti itu? Mengapa bukan, “Ibu ke pasar menjual buah-buahan…” ??? Mengapa China yang penduduknya lebih banyak justru berhasil menguasai ekonomi Indonesia? Mengapa bukan kita yang menjual produk ke China? Kan, konsumennya lebih banyak…!?
4.
KEMISKINAN
kemiskinan merupakan suatu masalah sosial yang sudah ada sejak dahulu
kala sampai sampai sekarang dan kemiskinan tidak akan pernah seselesai sampai
dunia benar-benar hancur. kemiskinan memang merupakan akar dari suatu
permasalahan sosial yang tidak dapat di hilangkan, tetapi masih bisa di
minimalisir. kemiskinan yang dapat di minimalisir tersebut adalah kemiskinan
yang berdasarkan karena struktural yang memnyebabkan pemiskinan, faktor-faktor
yang menjadi penyabab timbulnya masalah kemiskinan menurut berbagai pendapat
terdiri dari berbagai macam seperti yang paling utama adalah faktor ekonomi,
kemudian adapula yang berpendapat adanya faktor-faktor lain seperti struktural,
kesejahteraan, budaya,sumber daya manusia, maupun dari alam. dari
faktor-faktortersebut dapat terlihat adanya keterkaitan yang akhirnya
menimbulkan suatu kemiskinan.faktor ekonomi yang menjadi alasan utama
terciptanya kemiskinan, menciptakan suatu struktur masyarakat miskin yang
menjadikan suatu pemmiskinan yang akhirnya menimbulkan suatu kebudayaan
kemiskinan.

5. TAWURAN
Tawuran atau Tubir adalah istilah yang sering digunakan masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota besar sebagai perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Sebab tawuran ada beragam, mulai dari hal sepele sampai hal-hal serius yang menjurus pada tindakan bentrok. Tawuran dapat menyebabkan perpecahan di kalangan para pelajar. Walau bagaimana pun tawuran bisa membuat bangsa kita hancur, bagai mana tidak hancur, hampir yang terlibat dalam tawuran adalah generasi-genaresi muda dari bangsa indonesia, nah kalau generasi muda saja sudah berprilaku seperti itu bagaimana kelanjutannya, sudah pasti akan tidak baik bagi bangsa Indonesia.
KEBUDAYAAN YANG DAPAT MEMBANGUN/MEMICU
BANGSA INDONESIA.
1. GOTONG
ROYONG
Dalam khazanah kehidupan masyarakat Indonesia, istilah GOTONG ROYONG menempati posisi terhormat sekaligus membumi. Terhormat karena istilah tersebut sering dijadikan kata kunci oleh para tokoh bangsa untuk menggalang dukungan terhadap suatu gagasan. Presiden Sukarno menggunakan term gotong royong sebagi kata lain Ekasila yang merupakan perasan lanjutan dari Trisila setelah sebelumnya merupakan hasil peras dari Pancasila. Pada era Orde baru, kata gotong royong juga sering dijadikan kata kunci dalam rangka mensukseskan program-program pembangunan. Betapapun besar anggaran yang disediakan negara melalui APBN bila tanpa didukung semangat kebersamaan bernama gotong royong dalam membangun dan memelihara hasil pembangunan, tentulah program itu tidak akan berjalan secara sangkil dan mangkus (efektif dan efisien). Di era pemerintahan Megawati Sukarnoputri, gotong royong bahkan digunakan sebagai nama kabinet. Pemberian nama Kabinet Gotong royong merupakan gambaran bahwa pemerintahan saat itu dijalankan secara kolektif dengan merangkul berbagai kekuatan politik untuk bekerjasama dengan semangat kebersamaan. Lebih jauh M. Nasroen, salah seorang pelopor kajian filsafat Indonesia menyatakan bahwa Gotong royong merupakan salah satu dasar filsafat Indonesia.
Gotong royong adalah sifat dasar yang dimiliki manusia Indonesia, demikian guru-guru kita semasa SD menanamkan doktrin semangat kebersamaan dan kekeluargaan. Masyarakat kita sejak lama telah sadar betul bahwa sebagai makhluk sosial untuk memenuhi kebutuhannya harus melibatkan orang lain. Sebaliknya, juga perlu melibatkan diri untuk membantu orang lain melepaskan diri dari kesulitan. Tidak semua hal bisa dilakukan sendiri atau menggunakan kekuatan sendiri. Budaya gotong-royong benar-benar hidup dan menjadi tulang punggung kehidupan bermasyarakat. Itulah mengapa istilah gotong royong dikatakan membumi.
2.
TOLONG-MENOLONG
Tolong menolong merupakan kewajiban bagi setiap manusia, dengan tolong menolong kita akan dapat membantu orang lain dan jika kita perlu bantuan tentunya orangpun akan menolong kita. Dengan tolong menolong kita akan dapat membina hubungan baik dengan semua orang. Dengan tolong menolong kita dapat memupuk rasa kasih sayang antar tetangga, antar teman, antar rekan kerja. Singkat kata tolong menolong adalah sifat hidup bagi setiap orang.Dengan menolong orang lain kita akan mendapatkan kepuasan yang amat sangat, kebahagiaan yang tak terkira, juga ada rasa bahwa kita ini ada dan diperlukan oleh orang lain. Rasa bahwa kita ini berguna bagi orang lain. Juga dengan mau menolong orang lain, pasti ada orang yang mau menolong kita, berlaku hukum sebab akibat, jika kita menolong A belum tentu A yang akan menolong kita, bisa saja B yang menolong kita.
Kita sering heran pada orang yang mampu untuk menolong seseorang tetapi tidak mau melakukannya, banyak orang kaya yang tidak mau memberi sebagian hartanya untuk orang miskin, banyak orang pintar yang tidak mau mengajarkan saudaranya yang bodoh, bahkan sebaliknya banyak orang kaya yang menipu orang miskin, banyak orang pintar membohongi orang bodoh demi keuntungan pribadinya.Dengan menolong orang lain sebenarnya kita menolong diri sendiri, itu yang kita yakini dalam agama kita, jadi janganlah sungkan menolong orang lain. Dengan menolong orang lain hidup kita akan terasa bermakna, jauh dari kehampaan hidup. Banyak orang yang sekarang ini merasa hampa, karena sudah dikuasai cara hidup individualistis.Menolong tidak harus dengan harta, bisa dengan tenaga, pikiran atau ide, bahkan dengan doa sekalipun. Mari kita tolong menolong.