PENGERTIAN PEMUDA
Pemuda adalah generasi
penerus dari generasi terdahulu. Anggapan itu merupakan beban moral yang
ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan generasi
tua. Selain memikul beban tersebut pemuda juga dihadapkan persoalan-persoalan
diantaranya kenakalan remaja, ketidak patuhan pada orang tua/guru, kecanduan
narkotika, frustasi, masa depan suram, keterbatasan lapangan kerja dan masalah
lainnya. Seringkali pemuda dibenturkan dengan “nilai” yang telah ada jika
mereka berkelakuan di luar nilai tersebut.
Proses kehidupan yang
dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga,
sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap
untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan
istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia
dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
PERMASALAHAN PADA
GENERASI MUDA
Masalah-masalah yang menyangkut generasi muda dewasa
ini adalah:
a. Dirasakan menurunnya jiwa nasionalisme, idealisme dan patriotisme di kalangan generasi muda
b. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya
c. Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia
d. Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja.
e. Kurangnya gizi yang dapat menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan
f. Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur
g. Adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental
h. Pergaulan bebas
i. Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahagunaan narkotika
j. Belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.
PERAN PEMUDA DALAM MASYARAKAT
a. Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
b. Peranan pemuda yang menolak unsur menyesuaikan diri dengan lingkungannya
c. Asas edukatif
d. Asas persatuan dan kesatuan bangsa
e. Asas swakarsa
f. Asas keselarasan dan terpadu
g. Asas pendayagunaan dan fungsionaliasi
ARAH PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA
Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada pembangunan yang memiliki keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni.
a. Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
b. Orientasi dalam dirinya sendiri
c. Orientasi ke luar hidup di lingkungan
Peranan mahasiswa dalam masyarakat
a. Agen of change
b. Agen of development
c. Agen of modernization
a. Dirasakan menurunnya jiwa nasionalisme, idealisme dan patriotisme di kalangan generasi muda
b. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya
c. Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia
d. Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja.
e. Kurangnya gizi yang dapat menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan
f. Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur
g. Adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental
h. Pergaulan bebas
i. Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahagunaan narkotika
j. Belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.
PERAN PEMUDA DALAM MASYARAKAT
a. Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
b. Peranan pemuda yang menolak unsur menyesuaikan diri dengan lingkungannya
c. Asas edukatif
d. Asas persatuan dan kesatuan bangsa
e. Asas swakarsa
f. Asas keselarasan dan terpadu
g. Asas pendayagunaan dan fungsionaliasi
ARAH PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA
Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada pembangunan yang memiliki keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni.
a. Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
b. Orientasi dalam dirinya sendiri
c. Orientasi ke luar hidup di lingkungan
Peranan mahasiswa dalam masyarakat
a. Agen of change
b. Agen of development
c. Agen of modernization
Pada hakikatnya proses sosialisasi merupakan hasil dari interaksi
antar manusia. Selama manusia masih berinteraksi, proses sosialisasi pun masih
berlangsung.
Proses sosialisasi dilakukan setiap orang sejak lahir di muka bumi sampai meninggal.
Bahkan, seorang bayi yang baru lahir melakukan sosialisasi.
Contohnya belajar membuka mata untuk melihat dunia, belajar memegang sesuatu,
dan belajar merasakan sesuatu. Bersamaan dengan berjalannya waktu, pembelajaran
bayi mengenai dunia semakin kompleks. Misalnya belajar berjalan, berbicara,
makan, dan mengenal lingkungan sekitar. Berdasarkan tahapannya, proses
sosialisasi seseorang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sosialisasi primer dan
sekunder.
a. Sosialisasi Primer
Sosialisasi primer
terjadi pada anak berusia di bawah lima tahun. Pada usia ini seorang anak
mengenal lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga. Anak mulai mengenal ayah, ibu,
kakak, paman, bibi, nenek, dan kakek. Melalui sosialisasi primer anak belajar
tolong-menolong, toleransi, rela berkorban, taat beribadah, jujur, dan
menyayangi anggota keluarga.
Proses sosialisasi
primer mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang
anak. Hal ini karena anak akan menerapkan hasil belajarnya dalam keluarga ke
dalam pergaulan di masyarakat. Proses sosialisasi primer merupakan dasar seseorang
melakukan sosialisasi sekunder.
b. Sosialisasi
Sekunder
Sosialisasi sekunder
terjadi setelah sosialisasi primer berlangsung. Pada sosialisasi sekunder
seseorang belajar memahami lingkungan di luar keluarganya. Pada proses
sosialisasi itu masyarakat atau orang lain mempunyai peranan penting.
Sosialisasi sekunder diterima melalui pendidikan di sekolah dan pengalaman
hidup. Ketika seseorang belajar menghormati guru, menyayangi sahabat,
menghargai tetangga, pada saat itulah sosialisasi sekunder sedang berlangsung.
Hal ini menunjukkan
setiap individu melakukan proses sosialisasi tanpa terkecuali. Setiap individu
melakukan sosialisasi karena individu tersebut berupaya menjadi bagian dari
suatu masyarakat. Melalui sosialisasi, individu mengenal dan memahami
kebiasaan, perilaku, adat istiadat, dan peraturan lain yang berlaku di
masyarakat. Secara umum, terdapat dua pola sosialisasi yang berkembang di
masyarakat, yaitu sosialisasi represif dan partisipatif.
Pendapat beberapa ahli
sosial mengenai pengertian proses sosialisasi.
a. Krathwohl
Proses sosialisasi
adalah proses yang mengusahakan seseorang menjadi peka terhadap rangsangan
masyarakatnya dan menyesuaikan diri serta berperilaku seperti orang lain dalam
masyarakatnya atau kebudayaannya.
b. Laurence
Proses sosialisasi
adalah proses pendidikan atau latihan seseorang yang belum berpengalaman dalam
suatu kebudayaan dan berusaha menguasai kebudayaan sebagai aspek perilakunya.
c. Guire
Proses sosialisasi
adalah proses penyajian kemungkinan-kemungkinan perilaku perorangan dengan
sanksi positif atau negatif yang menyebabkan penerimaan atau penolakan oleh
orang lain.
d. Lawang, Robert M.Z.
Proses sosialisasi
adalah proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua persyaratan lainnya
yang diperlukan untuk memungkinkan berpartisipasi yang efektif dalam kehidupan
sosial.
a. Sosialisasi
Represif
Sosialisasi represif
ditandai adanya pemberian hukuman berat terhadap seseorang yang melanggar
norma. Akan tetapi, tidak selalu dengan menggunakan kekerasan fisik, seperti
memukul atau menampar. Tujuan dari sosialisasi represif menuntut adanya
kepatuhan terhadap suatu norma yang ada.
b. Sosialisasi
Partisipatif
Berbeda dengan
sosialisasi represif, sosialisasi partisipatif berusaha menanamkan kebiasaan,
adat istiadat, dan aturan-aturan tanpa melakukan paksaan. Misalnya seorang ayah
yang memberikan pujian kepada anaknya setelah melakukan perbuatan baik atau
seorang ibu yang memberikan nasihat kepada anaknya dengan penuh kelembutan.
Pada proses ini tidak ditemukan adanya paksaan maupun kekerasan fisik. Proses
sosialisasi partisipatif lebih menekankan pada terbentuknya kesadaran individu
terhadap norma-norma yang berlaku.
Proses sosialisasi
yang berlangsung di masyarakat umumnya melalui media tertentu. Beberapa media
sosialisasi sebagai berikut.
a. Keluarga
Keluarga adalah agen
sosialisasi karena mengajarkan berbagai nilai dan norma sosial kepada anak.
Sikap sopan seorang anak dalam bertingkah laku merupakan salah satu wujud
keberhasilan keluarga sebagai media penyaluran nilai dan norma. Kesopanan dan
keramahan dapat membuat suasana lebih menyenangkan.
b. Teman Sepermainan
Melalui teman
sepermainan, anak belajar hidup dan bersosialisasi. Anak belajar berbagai hal
yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, teman sepermainan
mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi seseorang. Tidak menutup
kemungkinan, teman sepermainan membawa dampak negatif bagi perkembangan diri
individu. Hal ini karena proses sosialisasi melalui teman sepermainan berjalan
tanpa pengawasan dari orang tua atau guru. Contoh seorang anak yang menjadi
suka bicara kotor dan kurang sopan karena terpengaruh oleh teman-teman
sepermainannya. Sosialisasi di lingkungan sepermainan yang baik mampu membentuk
kepribadian yang baik pula, begitu pun sebaliknya.
c. Sekolah
Nilai dan norma sosial
dapat pula dipelajari melalui sekolah tempat seseorang belajar. Melalui sekolah
seorang anak mendapatkan ilmu pengetahuan yang dapat menentukan profesinya pada
masa depan. Oleh karena itu, sekolah menjadi salah satu media terpenting dalam
proses sosialisasi.
d. Media Massa
Sosialisasi dapat
berlangsung melalui media massa, seperti televisi, surat kabar, majalah, dan
tabloid. Media massa mampu menyajikan model perilaku yang dapat ditiru oleh
individu untuk membangun jati dirinya. Selain itu, media massa mampu
memengaruhi pola perilaku masyarakat. Di sinilah peran media massa sebagai
media sosialisasi.
0 komentar:
Posting Komentar